Jakarta – Pemprov DKI Jakarta menyiagakan 5.000 satgas 24 jam untuk menangani sampah saat musim hujan. Mereka juga akan siaga jika ada banjir kiriman.
“Sebanyak 5.000 personel dari UPK Badan Air dan Suku Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta disiagakan di lokasi rawan tumpukan sampah saat banjir kiriman. Selain Satgas ini, personel dan armada organik tetap melakukan pelayanan rutin. Personel dan armada organik ini siap juga dimobilisasi melakukan penanganan pascabanjir,” kata Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Syaripudin, melalui keterangan tertulis, Senin (1/1/2021).
Satgas yang disiapkan dari UPK Badan Air dan Suku Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Mereka akan membersihkan sampah di kawasan sungai untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Selain itu, disiapkan 32 ekskavator dengan rincian 5 ekskavator jenis spider, 6 ekskavator jenis long arm, 20 ekskavator jenis biasa, serta 1 ekskavator liebher. Selain itu, sebanyak 44 mobil pikap dan 50 truk bakal diturunkan untuk mengangkut sampah.
“Jika perlukan armada pelayanan rutin dari daerah lain juga dapat dimobilisasi ke daerah terdampak. Target kita penanganan cepat sesuai arahan Gubernur,” ujarnya.
Syaripudin menjamin penanganan sampah di Ibu Kota akan berjalan efektif sesuai SOP berlaku.
“Kami pastikan sistem penanganan sampah berjalan efektif ” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan status siaga banjir imbas hujan lebat untuk wilayah DKI Jakarta hingga Jawa Barat selama dua hari ke depan. Pemprov DKI sudah menyiapkan strategi.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menuturkan dalam dua hari ke depan, yakni 28-29 Januari, sejumlah wilayah diingatkan dampak banjir. Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) yang harus siaga banjir yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, hingga Papua Barat.
“Masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” kata Guswanto, Kamis (28/1/2021).
BMKG mencatat sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan. Pada Oktober 2020, telah diprediksi bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021 di sebagian Sumatera bagian selatan, sebagian besar Jawa termasuk DKI Jakarta, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan bagian selatan Papua.
BMKG menganalisis kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia.
(idn/idn)