JAKARTA – Dalam melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan, masyarakat diingatkan untuk memperhatikan anjuran dari Satgas COVID-19 untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan hal ini untuk mencegah terjadinya penularan di masyarakat saat beraktivitas di bulan suci Ramadhan. Masyarakat pun disarankan terus beradaptasi dengan kebiasaan baru secara konsisten.

“Oleh karena itu, dalam masa pandemi COVID-19, khususnya di periode bulan Ramadhan ini, masyarakat harus bersungguh-sungguh dalam melakukan upaya pencegahan, demi menghindari tempat-tempat yang memunculkan kerumunan,” Wiku menyampaikan perkembangan penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (20/4/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Dalam menerapkan protokol kesehatan yang efektif, harus memperhatikan prinsip-prinsip tertentu agar dapat secara maksimal menekan peluang penyebaran virus, khususnya wilayah dengan laju penularan yang tinggi. Perlu diperhatikan juga, saat berkegiatan ada faktor tempat, kedekatan dan waktu yang sangat mempengaruhi besarnya peluang penularan.

Faktor tempat, semakin terbuka tempat kegiatan itu berada, maka maka semakin terlindungi dari penularan COVID-19 antara orang ke orang lain. Pada faktor kedekatan, semakin jauh jarak antara satu orang dengan lainnya, maka semakin terlindungi dari penularan. Dan faktor waktu, semakin pendek waktu berinteraksi antara orang per orang, maka semakin terlindungi pula dari penularan COVID-19.

“Prinsipnya, masyarakat harus meminimalisir aktivitas yang melibatkan banyak interaksi, dalam jarak dekat, waktu yang lama dan dalam ruangan yang tertutup,” lanjut Wiku.

Dan juga, dalam Surat Edaran Satgas COVID-19 No. 13 Tahun 2021, telah diatur agar masyarakat melakukan kegiatan sahur dan berbuka dengan anggota keluarga dalam 1 rumah, melakukan silaturahmi secara virtual, dan membatasi kegiatan fisik dengan orang diluar rumah. Masyarakat juga diingatkan untuk terus berusaha beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk hidup bersih secara konsisten.

Caranya dengan memakai masker yang memiliki filtrasi yang sesuai standar dan digunakan dengan menutupi hidung dan mulut, menjaga jarak minimal 1 meter saat berinteraksi, dan mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 70 persen.

Dan bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19, diingatkan untuk tidak takabur dan merasa kebal dari penularan. Karena vaksin bukanlah upaya utama mencegah penularan virus COVID-19. Vaksin sangat bermanfaat membentuk kekebalan tubuh atau imunitas dan mencegah keparahan saat seseorang terinfeksi virus COVID-19.

“Sejatinya vaksinasi akan sempurna efektivitasnya jika upaya pencegahan penularan lainnya telah dilaksanakan. Sehingga masyarakat tidak boleh terlena sampai melupakan upaya pencegahan primer, yaitu protokol kesehatan,” pesan Wiku.

Jakarta, 20 April 2021

Tim Komunikasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional

[ISTA/QQ/VJY]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here