Jakarta, BaktiNegeri – Siapa sangka, Indonesia ternyata pernah memiliki seorang astronot yang hampir mencatatkan sejarah di dunia antariksa. Begitulah pengantar yang menggambarkan sejarah unik yang mungkin belum banyak diketahui oleh kita semua. Sosok bersejarah ini tak lain adalah Pratiwi Sudarmono, pionir astronot wanita Indonesia yang nyaris menembus tingkatan baru dalam penjelajahan antariksa oleh insan Tanah Air.

Dengan mimpi yang tinggi dan semangat yang membara, Pratiwi Sudarmono bergabung dalam jajaran nama-nama yang akan tercatat dalam pelaksanaan misi luar angkasa. Terpilih sebagai kandidat astronot Indonesia pertama, Pratiwi seharusnya menjadi wakil bangsa dalam peluncuran satelit Palapa B3. Namun, sebelum mimpi tersebut menjadi realitas, tragedi kecelakaan pesawat Challenger pada 28 Januari 1986 menjadi awan kelabu yang menghentikan semuanya.

Pratiwi Sudarmono harusnya menjadi astronot pertama asal Indonesia yang menjalani misi luang angkasa. Ia adalah salah satu dari dua perwakilan Indonesia, bersama rekan kerjanya Ir Taufik Akbar, yang terpilih untuk menaiki pesawat ulang-alik Challenger dalam misi penelitian Indonesian Space Experiment (Inspex). Tujuh hari yang direncanakan dalam misi tersebut akan diisi dengan kegiatan sains antara lain percobaan terhadap sel darah merah dalam kondisi tanpa bobot dan pengembangan awal pertumbuhan sel binatang dan tumbuhan di luar angkasa.

Lahir di Bandung pada 31 Juli 1952, Pratiwi adalah alumnus dari Universitas Osaka, di mana ia memperdalam ilmu biologi molekuler. Karier ilmiahnya tidak berhenti meski terjadi kegagalan misi Challenger. Pratiwi kembali ke Indonesia dan mendedikasikan hidupnya untuk penelitian dalam kotak kedokteran mikrobiologi, fokus pada penyakit menular yang menjadi salah satu tantangan besar di Indonesia.

Selain itu, Srikandi ilmuwan ini juga telah berkontribusi besar dalam manggungkan batang tubuh etika penelitian kedokteran. Berkiprah sebagai Kepala Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan Kedokteran di bawah Menteri Kesehatan, Pratiwi memainkan peran kunci dalam mengarahkan penelitian-penelitian medis di Indonesia.

Tak hanya sampai di situ, Pratiwi juga memimpin sebagai Kepala Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Pengabdian Pratiwi di dunia akademis dan penelitian berlanjut hingga ia memutuskan pensiun pada Juli 2022.

Kisah Pratiwi Sudarmono menggarisbawahi bahwa kegagalan, meski pahit, sering kali membuka jalan bagi pemenang sejati untuk terus menerjang dalam lingkup keahliannya. Sejarah antariksa Indonesia akan selamanya mengenang kontribusi dan semangatnya yang tak lekang oleh waktu. Pastinya, Pratiwi Sudarmono akan selalu diingat sebagai sosok pembelajar dan pegiat ilmu yang tak kenal lelah, inspirasinya menyala-nyala lewat generasi ilmuwan Indonesia mendatang.

Baca Juga : Doa, Sejarah dan Makna Hari Kebangkitan Nasional 2024

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari BaktiNegeri.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here