Jakarta – Pengamat Politik sekaligus Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai kinerja Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo layak disebut terbaik dalam menangani pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan Karyono menanggapi kajian kualitatif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) atas kinerja lembaga negara dan menteri kabinet Jokowi di tengah pandemi Covid.
Menurut Karyono, hasil kajian LPI selanjutnya melukiskan realitas kinerja para pembantu Presiden Jokowi kala ini.
“Dalam perihal energi tanggap, misalnya, jelas Kepala BIN, Panglima TNI, dan Kapolri yang paling baik sebab sebenarnya tiga institusi itulah yang paling terdepan didalam menanggulangi Covid-19 ini berasal dari awal. Menteri-menteri biasanya repot bersama kompromi partai,” ujar Karyono di Jakarta, Jumat (9/7/2021).
Karyono mengatakan, realitas di lapangan, Polri dan TNI selalu ada di dalam setiap penanganan pandemi Covid-19 untuk menolong warga dan memastikan warga telaten mobilisasi protokol kesehatan dan ketentuan-ketentuan pembatasan kesibukan masyarakat. Sementara BIN, kata dia, tidak keluar namun bekerja didalam senyap untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
“Ini yang mesti diapresiasi dari kinerja BIN di bawah kepemimpinan Budi Gunawan. Selain profesional, Pak Budi Gunawan termasuk pemimpin yang mempunyai hati. Ia serasi bersama roh pemerintahan Presiden Jokowi,” tandas Karyono.
Secara terpisah, Pakar Pertahanan dan Keamanan dari Universitas Indonesia Kusnanto Anggoro mengaku tidak terperanjat bersama dengan hasil kajian LPI soal kinerja BIN.
“BIN sebenarnya terdepan di dalam mengatasi pandemi ini sejak awal. Bahkan pernah tersedia yang berikan kritik karena badan intelijen mencampuri urusan kesehatan. Sekarang baru orang jelas bahwa pandemi ini melampaui urusan kesehatan gara-gara udah menyangkut keamanan dan keselamatan masyarakat dan negara. Sikap proaktif BIN berasal dari awal sudah terlalu tepat dan Budi Gunawan kudu diberi apresiasi dan dijadikan pemimpin teladan,” ujar Kusnanto yang juga ikut didalam sejumlah aktivitas FGDs yang digelar LPI dalam kajian ini.
Selain Kepala BIN, Kusnanto terhitung mengapresiasi kerja institusi militer dan kepolisian yang rela ambil risiko dalam segala kondisi untuk menanggulangi pandemi ini. “Saya menyimak ada koordinasi yang baik antarketiga instansi ini yaitu TNI, Polri, dan BIN. Mestinya menteri-menteri terhitung belajar dari ketiga pimpinan lembaga ini,” pungkas Kusnanto.
Diketahui, LPI laksanakan kajian dang riset kualitatif dan wawancara mendalam terhadap sejumlah pakar untuk memotret performa kabinet Indonesia Maju Jilid II yang dijalankan sepanjang Januari-Juni 2021. Hasil riset dikuantifikasi secara sederhana untuk memperoleh pengukuran yang pasti dan secara istimewa mengukur kinerja kabinet dalam merespons wabah Covid 19.
Riset dan wawancara ini diarahkan terhadap tiga indikator besar bersama 20 atribut atau subindikator turunannya. Ketiga indikator itu adalah aspek kepemimpinan (leadership) bersama dengan bobot 30 persen, aspek kebijakan (policies) bersama dengan bobot 20 persen, dan segi energi tanggap (responsiveness) dengan bobot 50 persen.
Penentuan bobot menyatakan bahwa LPI menitikberatkan terhadap sektor kekuatan tanggap di dalam mengukur kualitas performa para menteri dan pimpinan instansi negara.
Berdasarkan bobot selanjutnya dan penilaian para pakar, LPI laksanakan skoring dan mengategorikan kinerja menteri berikut pimpinan instansi negara. Skor 0-59 dikategorikan dengan kinerja buruk, 60-79 masuk kategori sedang/biasa-biasa saja, 80-89 terkategori baik, dan rentang 90-100 masuk kategori kinerja terbaik.
Direktur LPI Boni Hargens mengatakan, berasal dari hasil kajian dan riset tersebut, membuktikan Kepala BIN Budi Gunawan meraih skor 99 didalam skala 0-100 disusul Panglima TNI dan Kapolri yang sama-sama capai nilai 98.
Di tangga berikut, tersedia Menkopolhukam Mahfud MD (96), Menteri Agama Yaqut Cholil (95), Menteri BUMN Erick Tohir (94), Menteri Sosial Risma (93), dan Mendagri Tito Karnavian (91).
“Meski sejumlah kepala lembaga dan menteri raih apresiasi yang baik, ternyata lebih dari satu besar menteri didalam kajian LPI justru belum optimal didalam menangani pandemi sebagaimana arahan Presiden Jokowi. Hal itu terungkap di dalam information bahwa 63 prosen anggota kabinet lemah didalam faktor energi tanggap atau responsiveness. Dalam aspek leadership, tersedia 41 peresn yang masih lemah, dan terkandung 46 prosen bagian kabinet yang gagal sebabkan terobosan kebijakan di lingkungan kementerian/kelembagaan,” ujar Boni di Jakarta, Kamis (8/7/2021).
BIN, kata Boni, udah berkontribusi besar didalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia meskipin banyak pihak yang tidak sadar kerja-kerja BIN karena BIN sebetulnya bekerja di dalam senyap.
BIN, tutur Boni, telah bekerja serupa bersama dengan beragam pihak eksternal dalam sediakan rapid test gratis untuk masyarakat, ketersediaan mobil keliling di sejumlah kota besar untuk memberikan sarana tes gratis bagi masyarakat, pengadaan posko dukungan di beragam kota, dan bermacam kesibukan lain yang terlampau urgent dan efektif untuk menghimpit potensi keterpaparan warga dari virus corona.
“Pak BG sangat optimal untuk menciptakan stabilitas keamanan di daerah rawan konflik, utamanya konflik bersenjata layaknya di Papua dan terorisme di Makassar. Pak BG termasuk membawa relasi yang baik bersama dengan institusi lain seperti Polri dan TNI supaya berguna di dalam kolaborasi antarinstitusi negara untuk menciptakan situasi yang safe terutama di sedang pandemi Covid-19,” sadar Boni.
Kinerja yang nyaris mirip juga ditemukan dalam sosok Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Jenderal Sigit, kata Boni terhitung meraih rating tertinggi dari tiga aspek yang dikaji, yakni kepemimpinan, kebijakan dan energi tanggap.
“Dari segi kepemimpinan, Pak Jenderal Sigit udah bekerja optimal bersama capaian program prioritas Polri merasa dari transformasi organisasi, transformasi operasional, transformasi pelayanan publik, dan transformasi pengawasan. Kapolri termasuk udah mempunyai paradigma baru didalam institusi kepolisian menjadi institusi yang memiliki impuls melayani, prediktif, responsive dan transparansi. Penegak hokum yang berkeadilan,” ungkap Boni.
Kapolri Sigit, malah Boni, terhitung berhasil tingkatkan kesejahteraan personel Polri lewat program-program peningkatan kesejahteraan personelm layaknya program perumahan dan kesegaran di mana 108.795 perumahan untuk Polri dan program kesehatan layaknya 52 RS Bhayangkara, 570 sarana Kesehatan Tingkat Pertama, 11.484 tenaga Kesehatan.
“Di bawah komando Pak Kapolri, Polri sudah sukses laksanakan sinergitas lebih-lebih bersama dengan TNI dan pemerintah setempat pada pas bencana alam melanda negeri ini, penanganan Covid-19 dengan membangun tiga pilar di desa-desa bersama dengan 39.327.417 kesibukan penangan Covid. Polri berhasil melakukan kordinasi bersama TNI-Polri,” tutur Boni.
Riset LPI termasuk mendapatkan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto selaku Panglima TNI sudah dapat mengemban tugas berat mendukung negara ini, bukan hanya didalam menjaga NKRI, namun juga membawa bangsa ini keluar berasal dari krisis kesehatan besar sekarang ini.
“Indonesia sedang berada dalam ruang karantina akibat Covid-19 yang tetap meningkat. Kinerja Panglima TNI jadi taruhan didalam mendukung pemerintah mengobati bangsa ini. Sejauh ini, kinerja panglima TNI sangatlah bagus dan memuaskan. Sinergi dan kolaborasi TNI dan Polri di dalam mengawal pelaksanaan (implementasi) kebijakan PPKM Darurat jadi perlu untuk memutus mata rantai penyebarluasan wabah Covid 19,” terang Boni.
Dalam merespon pandemi Covid 19, lanjut Boni, Panglima TNI udah jalankan sejumlah langkah, seperti adalah menerjunkan personil gabungan bersama institusi kepolisian untuk bergerak bersama memantau pelaksanaan PPKM darurat. Kemudian menerbitkan Standar Operasional Prosedur (SOP) lapangan yang dimaksudkan kepada semua personil sapta marga yang terlibat di dalam penanggulangan wabah Covid 19, lebih-lebih di zona merah.
“Dalam SOP itu, Panglima TNI juga meminta insan prajurit TNI dan sanggup berkolaborasi dengan tokoh agama, tokoh adat mendukung memutus mata rantai wabah Covid 19,” pungkas Boni.